Selasa, 14 April 2015

Ekologi Foraminifera

Rasio Planktonik : Bentonik
Scanning Electon Microscope (SEM) of Deep Sea Foraminifera
Kumpulan fosil foraminifera planktonik pada batuan sedimen menyediakan informasi yang berguna tentang keadaan masa lampau kolom air, termasuk suhu, stratifikasi, dan produktivitas. Seperti banyak organisme laut lainnya, sebagian besar spesies foraminifera planktonik modern beradaptasi dengan perubahan rentang suhu dan salinitas. Sebagian besar spesies foraminifera planktonik yang hidup secara vertikal dikelompokkan dalam zona fotik di mana persediaan makanan utama berada dan melimpah. Foraminifera ini  berperan penting baik sebagai mangsa maupun predator dalam tingkat trofik jaring-jaring makanan. Selain menempati relung trofik beragam,  foraminifera planktonik menempati bagian yang berbeda dari setiap kolom air bagian atas, dan sejumlah spesies akan berubah habitat secara vertikal berdasarkan perubahan kolom air.
Perubahan vertikal lingkungan hidup ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seperti peningkatan jumlah kamar, meningkatkan ukuran tes, dan karakteristik lainnya seperti ciri morfologi dan perkembangbiakan. Sebagai contoh, beberapa takson, yang  hidup di perairan fotik dari mixing layer sebagian besar foraminifera hidup singkat sebelum menambahkan kalsit sekunder dan tenggelam ke kedalaman yang lebih besar untuk gametogenesis (pelepasan gamet). Gametogenesis dan pertumbuhan awal foraminifera muda dapat terjadi di sekitar zona dekat dasar lapisan campuran atau termoklin atas di mana kondisi yang optimal untuk fitoplankton berproduktivitas (lapisan campuran memiliki intensitas cahaya memadai dari atas dan pasokan hara adveksi dari bawah).
Studi batuan sedimen telah menunjukkan bahwa musim juga mempengaruhi perkembangan forminifera. Oleh karena itu, kumpulan sedimen foraminifera planktonik di dasar laut mencerminkan suksesi musiman dari spesies. Suksesi musiman takson mencerminkan perubahan suhu air, struktur kepadatan air kolom, dan trofik nutrien termasuk perubahan musim mempengaruhi produktivitas primer. Suksesi bahkan dapat terjadi pada skala waktu geologi dari siklus glasial dan interglasial seperti yang didokumentasikan oleh Globorotalia menardii, yang mencapai maksimum selama periode interglasial 100.000 tahun terakhir.
Analisis dari planktonik : rasio bentonik dari beberapa kedalaman mengungkapkan bahwa daerah neritik tengah hingga transisi laut dalam (~ 100 m) ditandai dengan 20-60% planktonik dan naik ke 60-90% planktonik pada kedalaman ~ 200 m. Foraminifera planktonik merupakan karakteristik dari air laut yang murni. Namun rasio ini juga akan ditentukan oleh kehadiran nutrien pada permukaan maupun bawah permukaan laut yang akan mempengaruhi rasio planktonik : bentonik sehingga faktor tersebut maupun faktor lainnya perlu dipertimbangkan misalnya saja upwelling yang terjadi pada tepi benua dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut di kedalaman yang membuat foraminifera bentonik berkurang dan merubah rasio planktonik : bentonik.

Perubahan Rasio Agglutinated Benthic : Calcareous Benthic
Dalam batas-batas laut dan habitat terrigenous neritik, salinitas, alkalinitas, dan saturasi karbonat dari air dapat sangat mempengaruhi komposisi taksonomi hidup kumpulan foraminifera bentik (biocoenoses). Kumpulan beragam calcareous dan agglutinated foraminifera bentik mencirikan perairan laut normal pada kontinental terrigenous. Biasanya transisi dari habitat laut payau menuju kondisi neritik adalah dibatasi oleh peningkatan kelimpahan dan keragaman takson calcareous. Pada kedalaman tertentu (<30-50 beriklim="" biasanya="" daerah="" dan="" didominasi="" dingin="" i="" m="" oleh="" tropis="" untuk="">Elphidium
(misalnya, E. ekskavatum) dan Ammonia (misalnya, A. beccarii). Namun, ada pengecualian. Misalnya, ditemukan bahwa takson agglutinated mendominasi kumpulan foraminifera bentik pada kedalaman ~ 84-240 ft (~ 25-73 m). Miliolids, foraminifera bentik calcareous dengan struktur dinding porselin (misalnya, Quinqueloculina, Triloculina), dominan pada tepi terrigenous karena distribusinya dipengaruhi oleh salinitas. Biofasies dengan berlimpahnya Ammobaculites dan beberapa Quinqueloculina didiagnostik sebagai akibat pengaruh payau yang kuat seperti pada daerah muara atau delta.

Habitat Mikro Foraminifera Bentonik dan Respon Terhadap Fluks Karbon Organik & Oksigen Terlarut
Corliss dkk. menunjukkan hubungan antara morfologi test dan habitat mikro foraminifera bentik dalam sedimen. Takson epifaunal ditandai dengan morfologi plano-cembung, cembung, atau putaran trochospiral, dan taksa infaunal ditandai dengan planispiral bulat, rata, meruncing dan triserial silinder, dan tes biserial meruncing. Para penulis ini mencatat bahwa kelimpahan relatif takson infaunal lebih besar dengan meningkatnya fluks organik karbon. Selain itu, banyak penelitian foraminifera bentik telah menunjukkan spesies yang terputar trochospiral melingkar hidup beberapa sentimeter dari sedimen dan diklasifikasikan sebagai epifaunal atau infaunal dangkal.

Tingkat konsumsi oksigen oleh foraminifera bentik meningkat tajam dengan meningkatnya ukuran diameter di atas 250 mikrometer. Besarnya populasi bentik adalah terutama hasil dari pasokan makanan yang berlimpah dari zona fotik. Takson yang menunjukkan indeks oksigen rendah akan tercirikan oleh bentuk rata, runcing, dinding tes tipis dan tidak terdapat ornamen. 

Daftar Pustaka :

Bolli, Hans M. 1989. Plankton Stratigraphy. New York : Cambridge University Press. 569page.
Culver, S.J., And Buzas, M.A. 1983. Benthic foraminifera at the shelfbreak: North American Atlantic and Gulf margins: in Stanley, D.J., and Moore, G.T., eds., The Shelfbreak: Critical Interface on Continental Margins. SEPM, Special Publication 33, page 359–371.
Hayashi, Hiroki & Masaki Takahashi. 2002. Planktonic Foraminiferal Biostratigraphy of the Miocene Arakawa Group in Central Japan. Revista Mexicana de Ciencias Geologicas, Volume 19, No.3, page 190-205.

Leckie, R. Mark & H.C. Olson. 2003. Foraminifera as Proxies for Sea-Level Change on Silisiclastic Margins. SEPM Special Publication No.75, page 5-19.

__________________________________________
Berikanlah Tanggapan Anda sebagai Seorang Geologi 
Salam RGP - Independent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Earth Today - Scientific Visualizations Of The Planet

BUMI merupakan salah satu anggota TATASURYA yang dimana terdapat kehidupan...mengapa dikatakan demikian karena BUMI terdiri dari 3 lapisan yaitu :litosfer (batu),hidrosfer (air),atmosfer (udara).